Jumat, 08 April 2011

Pendakian Gunung Arjuna-Welirang (Jawa Timur), Tretes Prigen-Pasuruan (jalur utara/jalur tretes) 11-18 November 2010

     Gunung Arjuna-Welirang adalah gunung yang terletak di pulau Jawa khususnya Jawa Timur tretes prigen-pasuruan dan merupakan gunung berapi, Gn.Arjuna berketinggian 3339 Mdpl Gn.Welirang 3166 Mdpl.
      Saya dan tim tepatnya kami terdiri dari 5 orang (bang eko, bang tua, oncil, brutus, dan saya sendiri) melakukan perjalanan dari kota Balikpapan dan langsung menuju bandara sepinggan Balikpapan untuk penerbangan ke jawa timur kota Surabaya pada pukul 13.00 WITA dan sampai pada bandara juanda Surabaya pada pukul 12.45 WIB dengan perlengkapan dan persiapan yang sudah diatur sedemikian rupa seperti logistic, peralatan adventure, memacking barang, serta fisik dan mental. perjalanan pesawat menempuh waktu 45 menit dari Balikpapan menuju Surabaya.
       Setelah sampai di bandara juanda Surabaya kami langsung menuju lokasi yang terdekat untuk melakukan pendakian(jalur utara/jalur tretes) yaitu kaki gunung arjuna di tretes prigen-pasuruan (jawa timur) tepat didepan hotel tanjung dengan transport mobil carteran dari bandara juanda, kalian akan banyak menerima tawaran untuk mobil carter dengan harga yang bervariasi biasanya harganya berkisar dari 250 ribu-400 ribu tergantung jenis mobil, jauh perjalanan, banyak muatan, dan tawar menawar harga dari kalian. di surabaya kami membeli perlengkapan yang belum terpenuhi seperti bahan bakar, jalan yang kami tempuh menuju lokasi tujuan pertama kami yaitu sekitar 3-4 jam, setelah tiba di pos pendaftaran yang berada di kaki gunung arjuna dan melakukan istirahat sejenak serta melakukan persiapan untuk mendaki seperti memeriksa ulang list perlengkapan dan menjaga stamina dengan mengisi sedikit asupan, kebetulan sekali banyak penduduk setempat yang berada di kaki gunung tersebut melanjutkan hidupnya dan berpenghasilan dengan berjualan makanan keliling maupun menetap seperti bakso keliling dan warung makan, setelah semua sudah siap kamipun mendaftarkan diri sebagai pendaki yang akan manaiki gunung tersebut di pos pendaftaran pada pukul 17.30 WIB, kami merdaftar naik tanggal 11 november 2010 dan akan turun tanggal 17 november 2010, kami tidak langsung mendaki setelah mendaftar karena waktu shalat maghrib sudah dekat, kami melakukan start pendakian setelah waktu shalat maghrib selesai tepatnya pukul 18.30 WIB kami memulainya.

Pos pendaftaran gn.Arjuna-Welirang

       Pendakian menuju shelter 1 melewati belakang sebuah hotel yaitu hotel surya yang berada dekat dengan pos pendaftaran, jalannya masih rapi berupa cor-coran semen yang terus menanjak dengan kemiringan yang tajam, setelah sekitar 20 menit melakukan perjalanan kami beristirahat sejenak di sebuah tempat dan sepertinya tempat itu memang tempat peristirahatan karena terdapat pondok dan cukup nyaman untuk di singgahi, kami menyebutnya pet bocor karena terdapat bocoran entah pipa di samping pondok tersebut, kenapa ada pipa di gunung tersebut? Ternyata air mineral bermerek aqua yang biasa kita minum berasal dari pegunungan arjuna dan di produksi oleh pihak AQUA.
      Kami melanjutkan pendakian kembali setelah beristirahat sejenak, setelah sekitar 30-40 menit kami menjumpai sebuah pos lagi sepertinya cuma pos pemantau saja dan tidak ada penghuninya, kami tidak menghiraukan dan terus melanjutkan untuk jalan. Setelah pos itu jalur bukan semen yang menanjak lagi tapi berupa tanah dan di dominasi oleh batuan yang cukup besar, lelah mulai terasa dan badan terasa berat memikul beban pendakian hari pertama ini sangat berkesan (11 november 2010), berjam-jam sudah kami lalui setelah melakukan pendakian selama 5 jam akhirnya kami sampai pukul 12.00 WIB di shalter 1 yaitu kokopan (1500 mdpl) sebuah tanah lapang yang agak luas, terdapat sumber air yang sangat dingin yang tidak pernah aku dapatkan sebelumnya dan pemandangan malam ke arah kota yang terbuka pemandangan yang sangat indah. beberapa saat lalu kita berada di bawah kota sana dan sekarang melihat lampu-lampu kota itu dari sebuah ketinggian. Kami pun memutuskan untuk istirahat bermalam di shelter 1 dan melanjutkan kembali perjalanan besok untuk melihat sunrise dari tempat ini.

Pemandangan kota pada malam hari dari shelter 1 dan suasana pagi di shelter 1 (kokopan).

      Pada hari kedua pendakian ini (12 november 2010) setelah tertidur pulas sekitar beberapa jam kami pun bangun untuk melihat sunrise dari kokopan, dan pemandangan indah menjumpai matahari pagi yang menyapa. Sekitar jam 10.00 WIB setelah semua barang sudah di packing dan sarapan pagi kami pun bersiap untuk melanjutkan pendakian menuju shelter selanjutnya. Setelah shelter 1 jalur pun semakin di dominasi batu yang semakin besar dan tanah tertutup oleh tumpukan bebatuan itu. Ekosistem tumbuhan yang mendominasi di sekitar jalur tidak jauh berbeda dengan jalur dari kaki gunung menuju shelter 1. Pendakian kali ini menuju shelter selanjutnya cukup banyak menguras tenaga dan membuat tim kami pun mulai terpisah, biarpun siang hari dalam perjalanan tidak terasa panas karena kondisi udara di gunung ini yang dingin, karena kondisi itu pun membuat susah untuk mengatur nafas sebenarnya ini juga pelatihan untuk detak jantung kami agar stabil dan menyesuaikan tubuh dengan kondisi suhu di sini. Sekitar 4-5 jam perjalanan akhirnya sampai pada shelter 2 yaitu pondokan(2250 mdpl) pukul 15.30 WIB, terdapat banyak rumah jerami di tempat ini yaitu rumah para penambang kasar belerang. Luar biasa para penambang ini menambang belerang di puncak gunung welirang dan membawanya turun ke tempat ini dengan sarana gerobak kayu, bukan perjalanan yang mudah untuk pekerjaan seperti itu bagi orang biasa seperti saya yang melihatnya, tetapi pekerjaan ini di kerjakan oleh orang-orang yang sudah lama bergelut dengan kerasnya kehidupan sebagai penambang belerang akibat perekonomian yang terbatas karena pendidikan yang kurang dan lapangan kerja serta penduduk yang padat di tanah jawa. Kami memutuskan kembali untuk istirahat bermalam di pondokan ini dan akan melanjutkan pendakian esok hari karena tenaga yang sudah banyak terbuang.

Rumah jerami di shelter 2 pondokan, dan
kerja keras penambang kasar belerang yang tidak kenal lelah dan pantang menyerah

      Pada hari ketiga (13 november 2010) setelah bermalam di pondokan, sekitar tengah hari kami melanjutkan pendakian dan jarak dari pondokan ke lembah kijang dekat saja sekitar 15 menit. Lembah kijang adalah shelter 3/shelter terakhir yang terdekat untuk menuju puncak arjuna dan terdapat sumber air, sedangkan untuk menuju puncak welirang tidak melewati lembah kijang melainkan lewat shelter 2 pondokan, karena di pondokan terdapt 2 pilihan yaitu arjuna atau welirang kami memutuskan puncak arjuna yang ingin kami capai terlebih dahulu. Tiba di lembah kijang terdapat hamparan padang rumput yang sangat luas, terlihat jelas puncak arjuna dari sini, ternyata leader kami yaitu bang eko memutuskan untuk bermalam lagi di tempat ini dan akan muncak esok pagi hari karena beliau ingin banyak mengabadikan pemandangan di sini dan tidak ingin melewatkannya.

Suasana senja di shelter 3 lembah kijang (lali jiwo)

      pada hari keempat (14 november 2010) pukul 09.00 WIB kami melanjutkan pendakian menuju puncak arjuna, pada awal pendakian kami langsung melewati jalur yang cukup extreme dengan sudut kemiringan yang cukup tinggi, kanan kiri tebing dan jalur yang tidak begitu lebar, hanya cukup untuk satu badan. Setelah sekitar 1-2 jam melewati jalur extreme itu jalur mulai memasuki agak mudah dan landai untuk di tempuh, menyusuri hutan pinus seperti mengelilingi seputaran gunung dan masih di dominasi oleh banyak tumbuhan di sekitar kita. Kami sampai pada suatu tempat namanya pasar dieng, terdapat 4 kuburan sahabat pendaki sebagai tanda bahwa mereka hilang di sekitar tempat ini. Konon dari cerita warga sekitar kaki gunung arjuna, pasar dieng yang berarti pasar setan tempat berkumpulnya atau kerajaan mahluk halus di tanah jawa, sering terdengar suara gamelan di tempat ini, ucap warga. Serta tempat yang paling rawan bagi seorang pendaki untuk tersesat di sekitar pasar dieng. Puncak arjuna sudah dekat hanya sekitar 30 menit dari pasar dieng, hanya bongsai dan adelweis tumbuhan yang banyak terdapat disekitar jalur ini, serta di dominasi oleh batuan kecil bercampur sedikit pasir. Perjalanan dari lembah kijang ke-puncak arjuna kami menempuh waktu 4 jam sampai menemukan tumpukan batu-batu besar dan tidak ada lagi tempat paling tinggi di gunung ini, sungguh menakjubkan sebuah pemandangan yang indah dari puncak arjuna dan tak mudah dijumpai, puncak gn. Semeru pun dapat terlihat dari sini, sepertinya kelelahan kami beberapa hari ini hilang dalam sekejap. 1 jam berada di puncak setelah itu kami turun karena kabut yang tidak bisa di prediksi kapan akan naik dan sangat tebal dan itu bisa membahayakan kondisi tubuh kita.

Puncak Gn.Arjuna (3339 Mdpl)

Sampai di lembah kijang pada sore hari mendekati senja kami kembali untuk bermalam di tempat ini karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan pendakian ke puncak welirang dan harus beristirahat terlebih dahulu. Kami melanjutkan pendakian ke puncak welirang pada hari kelima (15 november 2010) pagi hari, jalur menuju puncak welirang tidak terlalu sulit karena merupakan jalur bagi penambang belerang. Setelah 3 jam sampai menjumpai sebuah kawah besar dengan bau belerang yang sangat menyengat sampai sudah dan selamat datang di puncak welirang. Jalur di sekitar puncak welirang agak sulit karena plang penunjuk jalan tidak ada atau entah dulu ada karena perbuatan orang yang tidak bertanggung jawab.

Puncak Gn. Welirang (3166 Mdpl)

      Tim kami pun turun dan sampai pada pos pendaftaran pada tanggal 16 november 2010 pukul 13.30 WIB, 1 hari lebih dulu dari tanggal kami terdaftar akan turun tanggal 17 november 2010. melaporkan kepada pihak pos pendaftaran bahwa kami dalam keadaan sehat dan selamat sampai tujuan, serta kembali dengan keadaan tim kami yang lengkap. Terdapat fasilitas di pos pendaftaran seperti kamar mandi bagi para pendaki yang selesai melakukan pendakian untuk membersihkan diri.
      Akhirnya selesai sudah pendakian kami untuk arjuna-welirang, luar biasa dan semoga menjadi awal yang baik untuk kedepannya yang akan lebih memacu mental seorang manusia yang mencintai dan menghargai ciptaan-NYA.(Bunglon)

Terima kasih buat Tuhan YME, kedua Orang Tuaku, Mapala Mahameru Teknik Elektro Polnes, 
Semua rekan dan Saudaraku yang sudah mendukungku.
SALAM LESTARI