Jumat, 10 Oktober 2014

Tidak Untuk Pelukan


Siapa yang pegang dadu dan siapa yang dijalankan


     Senyum, ramah, dan beretika itu jadi nilai awal pasti ketika merespon kelakuannya. Tidak ada penahanan sedikit pun terhadap gerakan bibir baginya untuk memberikan kesan pertama terhadap orang tidak dikenal yang menatap, salam waktu didalam hari pun terucap. Tidak lemah dalam bergerak di kategori gendernya, tapi apa bisa menangis? itu masih jauh untuk bisa diungkap.

    Terselip tingkah manja sedikit liar di tengah kesibukan yang terlihat dan seperti menyembunyikan tingkah polos serta gaya bicara yang sulit terlepas, tapi terkadang tak tertahan saat dimana membicarakan keasyikan dan apa yang dia sembunyikan semua sia sia, semuanya terbalik. Tampilan modis itu cara dia yang terdengar dan itu terbukti, jarang…. Apa karena lapisan sederhana yang terlalu tebal. Selalu ada sedikit rasa takut berbicara dengan tatapan pasti kualami tapi dia bisa membuat orang untuk berani setelah dia bicara, parasnya biasa saja….bahkan berulang kali terlintas, dia harus menjadi apa yang dia impikan dan semoga tidak sulit menjalankan langkah sampai dia sulit mengeluarkan udara dari lehernya… itu cuma obralan bukan doa yang dielukan, jauhkan dia dari jalan pintas dan hinalah seseorang yang membawa jalan ke pinggir untuknya, hasil cita yang benar pantas untuk dia.

       Harapan…. Yang dia mau dalam perjalanannya semoga tidak seberat beban yang terbayang oleh tafsiran yang menyaksikan senyumnya, dia memang ahlinya. Jangan merasa besar  karena semua yang berlalu baginya mendapatkan kesan olehnya, jangan dekati kalau masih takut untuk membuat dia tidak nyaman. Sesekali seperti melihat ibu, yang memanjakan anaknya dengan senyum dan nada halus dengan nasihat baik agak memaksa dan harus terjepit paksaannya yang padahal bisa saja lari.

        Pemerhati dan pendengar yang tidak cukup buruk, karena ini menarik.

      Mungkin akhirnya nanti kisahnya mulai bisa ku dengar, tapi maaf... sayang aku cuma penari yang memancing kesan penontonnya… tidak untuk pelindung, maaf juga karena tarianku itu hanya pertunjukan yang setelah selesai bubar dan hanya sekedar mau tau apa gerakanku masih bagus, jadi aku tidak takut. tidak ada niat untuk memberikan bagianku padanya mungkin hanya sedikit… dari awal memang begitu tidak ada yang berubah, kenakalanku. kebanyakan yang berkreatifitas itu anak “nakal”, yang kadang di sebagian malam susah untuk tidur.

       Semoga tangisannya tidak akan pernah terlihat dan terdengar, biarkan jadi hiburan tapi bukan hanya miliknya jika harus ada air mata.... untuk siapa ?


Bch. Jb, 10 Okt 14

                  bpn, bosan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar