Siapa yang pegang dadu dan siapa yang dijalankan
Senyum, ramah, dan
beretika itu jadi nilai awal pasti ketika merespon kelakuannya. Tidak ada
penahanan sedikit pun terhadap gerakan bibir baginya untuk memberikan kesan
pertama terhadap orang tidak dikenal yang menatap, salam waktu didalam hari pun
terucap. Tidak lemah dalam bergerak di kategori gendernya, tapi apa bisa
menangis? itu masih jauh untuk bisa diungkap.
Terselip tingkah manja sedikit
liar di tengah kesibukan yang terlihat dan seperti menyembunyikan tingkah polos
serta gaya bicara yang sulit terlepas, tapi terkadang tak tertahan saat dimana
membicarakan keasyikan dan apa yang dia sembunyikan semua sia sia, semuanya
terbalik. Tampilan modis itu cara dia yang terdengar dan itu terbukti, jarang….
Apa karena lapisan sederhana yang terlalu tebal. Selalu ada sedikit rasa takut
berbicara dengan tatapan pasti kualami tapi dia bisa membuat orang untuk berani
setelah dia bicara, parasnya biasa saja….bahkan berulang kali terlintas, dia
harus menjadi apa yang dia impikan dan semoga tidak sulit menjalankan langkah
sampai dia sulit mengeluarkan udara dari lehernya… itu cuma obralan bukan doa
yang dielukan, jauhkan dia dari jalan pintas dan hinalah seseorang yang membawa
jalan ke pinggir untuknya, hasil cita yang benar pantas untuk dia.
Harapan…. Yang dia mau dalam
perjalanannya semoga tidak seberat beban yang terbayang oleh tafsiran yang menyaksikan
senyumnya, dia memang ahlinya. Jangan merasa besar karena semua yang berlalu baginya mendapatkan
kesan olehnya, jangan dekati kalau masih takut untuk membuat dia tidak nyaman. Sesekali seperti melihat ibu,
yang memanjakan anaknya dengan senyum dan nada halus dengan nasihat baik agak
memaksa dan harus terjepit paksaannya yang padahal bisa saja lari.
Pemerhati dan pendengar yang
tidak cukup buruk, karena ini menarik.
Mungkin akhirnya nanti kisahnya
mulai bisa ku dengar, tapi maaf... sayang aku cuma penari yang memancing kesan
penontonnya… tidak untuk pelindung, maaf juga karena tarianku itu hanya
pertunjukan yang setelah selesai bubar dan hanya sekedar mau tau apa gerakanku
masih bagus, jadi aku tidak takut. tidak ada niat untuk memberikan bagianku
padanya mungkin hanya sedikit… dari awal memang begitu tidak ada yang berubah, kenakalanku.
kebanyakan yang berkreatifitas itu anak “nakal”, yang kadang di sebagian malam
susah untuk tidur.
Semoga tangisannya tidak akan
pernah terlihat dan terdengar, biarkan jadi hiburan tapi bukan hanya miliknya
jika harus ada air mata.... untuk siapa ?
Bch.
Jb, 10 Okt 14
bpn, bosan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar