Selasa, 18 November 2014

Mangrove Center Balikpapan

Mangrove Center Graha Indah Balikpapan, Kalimantan Timur

        Jika berada di kota Balikpapan Kalimantan Timur, sangat di sayangkan kalau tidak menjumpai objek alam yang satu ini. Memang tidak banyak orang yang tahu salah satu tempat mengesankan di kota ini, warga balikpapan pun masih jarang bahkan ada yang belum sama sekali mengunjunginya, melainkan  turis dari luar yang datang mengunjungi kawasan ini untuk keperluan riset dan lainnya. Objek alam ini pun mulai banyak dikenal karena dengan intens kegiatan edukasi mengenai Mangrove dan peringatan hari lingkungan yang dilaksanakan di kawasan ini, perlu usaha yang tidak mudah untuk bisa langsung menarik perhatian banyak masyarakat khususnya kalangan pelajar yang memang menjadi target selama ini untuk bisa ikut peduli terhadap keberadaan hutan Mangrove atau sering juga di sebut dengan bakau nama kelompok tumbuhan dari marga Rhizophora

       Wajar kalau kawasan ini masih awam bagi banyak warga Balikpapan lebihnya Kalimantan Timur. Walaupun objek ini tidak begitu terisolasi, kawasan mangrove center belum terfokus untuk sektor pariwisata melainkan masih terus mengedepankan konservasi dan edukasi. Di tempat ini kalian bisa melihat banyak jenis fauna yang hidup liar tanpa kurungan bahkan satwa endemik pun tidak sulit untuk dijumpai di tempat ini seperti bekantan yang banyak dipertanyakan keberadaannya oleh turis luar. Mangrove center menyediakan beberapa unit kapal yang berkapasitas 10-15 orang untuk melakukan trip di sekitar kawasan mangrove dengan biaya yang terjangkau untuk menyaksikan pemandangan eksotis di balik riuhnya kota balikpapan, fasilitas itu tersedia karena banyak peneliti yang melakukan riset  di kawasan ini seperti penelitian mangrove, bakantan, dan banyak lainnya. Beberapa mahasiswa perguruan tinggi pun ada yang mengambil skripsi dan memilih mangrove center sebagai objek pembelajarannya, yang pernah saya jumpai adalah mahasiswa salah satu universitas jogjakarta fakultas pariwisata. kenapa di tempat ini masih terus mengedepankan konservasi dikarenakan untuk keseimbangan ekosistem yang ada. Karena jika konservasi sudah berada didepan maka pariwisata, ekonomi, dan kesejahteraan pasti akan mengikuti seiring berjalannya pengetahuan yang terus dikembangkan di mangrove center Balikpapan ini.
        
      Jika tiba di graha indah Balikpapan tepatnya di bagian pesisir bagian utara Kota Balikpapan anda akan menjumpai sekretariat Mangrove Center yang berada di depan sebelum memasuki kawasan mangrove center, di sana bisa menemui bapak Agus Bei (Inisiator Mangrove). beliau adalah pioneer Mangrove Center Balikpapan sekaligus pemateri yang hebat mengenai mangrove jika menginginkan edukasi, beliau tidak sulit untuk di wawancarai, beliau juga sangat akrab dengan kaula muda yang ingin belajar dan peduli lingkungan. http://www.ciputraentrepreneurship.com/sosial/agus-bei-sang-pendiri-mangrove-center Untuk lihat Profil Inisiator Mangrove Agus Bei.
        
Dari  Bandara Udara Sepinggan Balikpapan langsung menuju bagian Utara kota arah ke Pelabuhan Feri Karyangau Balikpapan, memasuki perum graha indah dan mengikuti petunjuk jalan yang sudah jelas tertera jika sudah dalam kawasan perum graha indah Balikpapan sampai pada gang mangrove VI, RT. 14 adalah lokasi tepatnya.




Satwa endemik, Bekantan










Menikmati pemandangan sore di kawasan Mangrove Center



SAVE OUR MANGROVE






Jumat, 10 Oktober 2014

Tidak Untuk Pelukan


Siapa yang pegang dadu dan siapa yang dijalankan


     Senyum, ramah, dan beretika itu jadi nilai awal pasti ketika merespon kelakuannya. Tidak ada penahanan sedikit pun terhadap gerakan bibir baginya untuk memberikan kesan pertama terhadap orang tidak dikenal yang menatap, salam waktu didalam hari pun terucap. Tidak lemah dalam bergerak di kategori gendernya, tapi apa bisa menangis? itu masih jauh untuk bisa diungkap.

    Terselip tingkah manja sedikit liar di tengah kesibukan yang terlihat dan seperti menyembunyikan tingkah polos serta gaya bicara yang sulit terlepas, tapi terkadang tak tertahan saat dimana membicarakan keasyikan dan apa yang dia sembunyikan semua sia sia, semuanya terbalik. Tampilan modis itu cara dia yang terdengar dan itu terbukti, jarang…. Apa karena lapisan sederhana yang terlalu tebal. Selalu ada sedikit rasa takut berbicara dengan tatapan pasti kualami tapi dia bisa membuat orang untuk berani setelah dia bicara, parasnya biasa saja….bahkan berulang kali terlintas, dia harus menjadi apa yang dia impikan dan semoga tidak sulit menjalankan langkah sampai dia sulit mengeluarkan udara dari lehernya… itu cuma obralan bukan doa yang dielukan, jauhkan dia dari jalan pintas dan hinalah seseorang yang membawa jalan ke pinggir untuknya, hasil cita yang benar pantas untuk dia.

       Harapan…. Yang dia mau dalam perjalanannya semoga tidak seberat beban yang terbayang oleh tafsiran yang menyaksikan senyumnya, dia memang ahlinya. Jangan merasa besar  karena semua yang berlalu baginya mendapatkan kesan olehnya, jangan dekati kalau masih takut untuk membuat dia tidak nyaman. Sesekali seperti melihat ibu, yang memanjakan anaknya dengan senyum dan nada halus dengan nasihat baik agak memaksa dan harus terjepit paksaannya yang padahal bisa saja lari.

        Pemerhati dan pendengar yang tidak cukup buruk, karena ini menarik.

      Mungkin akhirnya nanti kisahnya mulai bisa ku dengar, tapi maaf... sayang aku cuma penari yang memancing kesan penontonnya… tidak untuk pelindung, maaf juga karena tarianku itu hanya pertunjukan yang setelah selesai bubar dan hanya sekedar mau tau apa gerakanku masih bagus, jadi aku tidak takut. tidak ada niat untuk memberikan bagianku padanya mungkin hanya sedikit… dari awal memang begitu tidak ada yang berubah, kenakalanku. kebanyakan yang berkreatifitas itu anak “nakal”, yang kadang di sebagian malam susah untuk tidur.

       Semoga tangisannya tidak akan pernah terlihat dan terdengar, biarkan jadi hiburan tapi bukan hanya miliknya jika harus ada air mata.... untuk siapa ?


Bch. Jb, 10 Okt 14

                  bpn, bosan

Selasa, 06 Agustus 2013

Puisi W.S Rendra


NYANYIAN ANGSA
karya W.S Rendra


Majikan rumah pelacuran berkata kepadanya:
“Sudah dua minggu kamu berbaring.
Sakitmu makin menjadi.
Kamu tak lagi hasilkan uang.
Malahan kapadaku kamu berhutang.
Ini beaya melulu.
Aku tak kuat lagi.
Hari ini kamu harus pergi.”


(Malaikat penjaga Firdaus.
Wajahnya tegas dan dengki
dengan pedang yang menyala
menuding kepadaku.
Maka darahku terus beku.
Maria Zaitun namaku.
Pelacur yang sengsara.
Kurang cantik dan agak tua).


Jam dua-belas siang hari.
Matahari terik di tengah langit.
Tak ada angin. Tak mega.
Maria Zaitun ke luar rumah pelacuran.
Tanpa koper.
Tak ada lagi miliknya.
Teman-temannya membuang muka.
Sempoyongan ia berjalan.
Badannya demam.
Sipilis membakar tubuhnya.
Penuh borok di klangkang
di leher, di ketiak, dan di susunya.
Matanya merah. Bibirnya kering. Gusinya berdarah.
Sakit jantungnya kambuh pula.
Ia pergi kepada dokter.
Banyak pasien lebih dulu menunggu.
Ia duduk di antara mereka.
Tiba-tiba orang-orang menyingkir dan menutup hidung mereka.
Ia meledak marah
tapi buru-buru jururawat menariknya.
Ia diberi giliran lebih dulu
dan tak ada orang memprotesnya.
“Maria Zaitun,
utangmu sudah banyak padaku,” kata dokter.
“Ya,” jawabnya.
“Sekarang uangmu brapa?”
“Tak ada.”
Dokter geleng kepala dan menyuruhnya telanjang.
Ia kesakitan waktu membuka baju
sebab bajunya lekat di borok ketiaknya.
“Cukup,” kata dokter.
Dan ia tak jadi mriksa.
Lalu ia berbisik kepada jururawat:
“Kasih ia injeksi vitamin C.”
Dengan kaget jururawat berbisik kembali:
“Vitamin C?
Dokter, paling tidak ia perlu Salvarzan.”
“Untuk apa?
Ia tak bisa bayar.
Dan lagi sudah jelas ia hampir mati.
Kenapa mesti dikasih obat mahal
yang diimport dari luar negri?”


(Malaikat penjaga Firdaus.
Wajahnya iri dan dengki
dengan pedang yang menyala
menuding kepadaku.
Aku gemetar ketakutan.
Hilang rasa. Hilang pikirku.
Maria Zaitun namaku.
Pelacur yang takut dan celaka.)


Jam satu siang.
Matahari masih dipuncak.
Maria Zaitun berjalan tanpa sepatu.
Dan aspal jalan yang jelek mutunya
lumer di bawah kakinya.
Ia berjalan menuju gereja.
Pintu gereja telah dikunci.
Karna kuatir akan pencuri.
Ia menuju pastoran dan menekan bel pintu.
Koster ke luar dan berkata:
“Kamu mau apa?
Pastor sedang makan siang.
Dan ini bukan jam bicara.”
“Maaf. Saya sakit. Ini perlu.”
Koster meneliti tubuhnya yang kotor dan berbau.
Lalu berkata:
“Asal tinggal di luar, kamu boleh tunggu.
Aku lihat apa pastor mau terima kamu.”
Lalu koster pergi menutup pintu.
Ia menunggu sambil blingsatan dan kepanasan.
Ada satu jam baru pastor datang kepadanya.
Setelah mengorek sisa makanan dari giginya
ia nyalakan crutu, lalu bertanya:
“Kamu perlu apa?”
Bau anggur dari mulutnya.
Selopnya dari kulit buaya.
Maria Zaitun menjawabnya:
“Mau mengaku dosa.”
“Tapi ini bukan jam bicara.
Ini waktu saya untuk berdo’a.”
“Saya mau mati.”
“Kamu sakit?”
“Ya. Saya kena rajasinga.”
Mendengar ini pastor mundur dua tindak.
Mukanya mungkret.
Akhirnya agak keder ia kembali bersuara:
“Apa kamu – mm – kupu-kupu malam?”
“Saya pelacur. Ya.”
“Santo Petrus! Tapi kamu Katolik!”
“Ya.”
“Santo Petrus!”
Tiga detik tanpa suara.
Matahari terus menyala.
Lalu pastor kembali bersuara:
“Kamu telah tergoda dosa.”
“Tidak tergoda. Tapi melulu berdosa.”
“Kamu telah terbujuk setan.”
“Tidak. Saya terdesak kemiskinan.
Dan gagal mencari kerja.”
“Santo Petrus!”
“Santo Petrus! Pater, dengarkan saya.
Saya tak butuh tahu asal usul dosa saya.
Yang nyata hidup saya sudah gagal.
Jiwa saya kalut.
Dan saya mau mati.
Sekarang saya takut sekali.
Saya perlu Tuhan atau apa saja
untuk menemani saya.”
Dan muka pastor menjadi merah padam.
Ia menuding Maria Zaitun.
“Kamu galak seperti macan betina.
Barangkali kamu akan gila.
Tapi tak akan mati.
Kamu tak perlu pastor.
Kamu perlu dokter jiwa.”


(Malaekat penjaga firdaus
wajahnya sombong dan dengki
dengan pedang yang menyala
menuding kepadaku.
Aku lesu tak berdaya.
Tak bisa nangis. Tak bisa bersuara.
Maria Zaitun namaku.
Pelacur yang lapar dan dahaga.)


Jam tiga siang.
Matahari terus menyala.
Dan angin tetap tak ada.
Maria Zaitun bersijingkat
di atas jalan yang terbakar.
Tiba-tiba ketika nyebrang jalan
ia kepleset kotoran anjing.
Ia tak jatuh
tapi darah keluar dari borok di klangkangnya
dan meleleh ke kakinya.
Seperti sapi tengah melahirkan
ia berjalan sambil mengangkang.
Di dekat pasar ia berhenti.
Pandangnya berkunang-kunang.
Napasnya pendek-pendek. Ia merasa lapar.
Orang-orang pergi menghindar.
Lalu ia berjalan ke belakang satu retoran.
Dari tong sampah ia kumpulkan sisa makanan.
Kemudian ia bungkus hati-hati
dengan daun pisang.
Lalu berjalan menuju ke luar kota.


(Malaekat penjaga firdaus
wajahnya dingin dan dengki
dengan pedang yang menyala
menuding kepadaku.
Yang Mulya, dengarkanlah aku.
Maria Zaitun namaku.
Pelacur lemah, gemetar ketakutan.)


Jam empat siang.
Seperti siput ia berjalan.
Bungkusan sisa makanan masih di tangan
belum lagi dimakan.
Keringatnya bercucuran.
Rambutnya jadi tipis.
Mukanya kurus dan hijau
seperti jeruk yang kering.
Lalu jam lima.
Ia sampai di luar kota.
Jalan tak lagi beraspal
tapi debu melulu.
Ia memandang matahari
dan pelan berkata: “Bedebah.”
Sesudah berjalan satu kilo lagi
ia tinggalkan jalan raya
dan berbelok masuk sawah
berjalan di pematang.


(Malaekat penjaga firdaus
wajahnya tampan dan dengki
dengan pedang yang menyala
mengusirku pergi.
Dan dengan rasa jijik
ia tusukkan pedangnya perkasa
di antara kelangkangku.
Dengarkan, Yang Mulya.
Maria Zaitun namaku.
Pelacur yang kalah.
Pelacur terhina).


Jam enam sore.
Maria Zaitun sampai ke kali.
Angin bertiup.
Matahari turun.
Haripun senja.
Dengan lega ia rebah di pinggir kali.
Ia basuh kaki, tangan, dan mukanya.
Lalu ia makan pelan-pelan.
Baru sedikit ia berhenti.
Badannya masih lemas
tapi nafsu makannya tak ada lagi.
Lalu ia minum air kali.


(Malaekat penjaga firdaus
tak kau rasakah bahwa senja telah tiba
angin turun dari gunung
dan hari merebahkan badannya?
Malaekat penjaga firdaus
dengan tegas mengusirku.
Bagai patung ia berdiri.
Dan pedangnya menyala.)


Jam tujuh. Dan malam tiba.
Serangga bersuiran.
Air kali terantuk batu-batu.
Pohon-pohon dan semak-semak di dua tepi kali nampak tenang
dan mengkilat di bawah sinar bulan.
Maria Zaitun tak takut lagi.
Ia teringat masa kanak-kanak dan remajanya.
Mandi di kali dengan ibunya.
Memanjat pohonan.
Dan memancing ikan dengan pacarnya.
Ia tak lagi merasa sepi.
Dan takutnya pergi.
Ia merasa bertemu sobat lama.
Tapi lalu ia pingin lebih jauh cerita tentang hidupnya.
Lantaran itu ia sadar lagi kegagalan hidupnya.
Ia jadi berduka.
Dan mengadu pada sobatnya
sembari menangis tersedu-sedu.
Ini tak baik buat penyakit jantungnya.


(Malaekat penjaga firdaus
wajahnya dingin dan dengki.
Ia tak mau mendengar jawabku.
Ia tak mau melihat mataku.
Sia-sia mencoba bicara padanya.
Dengan angkuh ia berdiri.
Dan pedangnya menyala.)


Waktu. Bulan. Pohonan. Kali.
Borok. Sipilis. Perempuan.
Bagai kaca
kali memantul cahaya gemilang.
Rumput ilalang berkilatan.
Bulan.


Seorang lelaki datang di seberang kali.
Ia berseru: “Maria Zaitun, engkaukah itu?”
“Ya,” jawab Maria Zaitun keheranan.
Lelaki itu menyeberang kali.
Ia tegap dan elok wajahnya.
Rambutnya ikal dan matanya lebar.
Maria Zaitun berdebar hatinya.
Ia seperti pernah kenal lelaki itu.
Entah di mana.
Yang terang tidak di ranjang.
Itu sayang. Sebab ia suka lelaki seperti dia.
“Jadi kita ketemu di sini,” kata lelaki itu.
Maria Zaitun tak tahu apa jawabnya.
Sedang sementara ia keheranan
lelaki itu membungkuk mencium mulutnya.
Ia merasa seperti minum air kelapa.
Belum pernah ia merasa ciuman seperti itu.
Lalu lelaki itu membuka kutangnya.
Ia tak berdaya dan memang suka.
Ia menyerah.
Dengan mata terpejam
ia merasa berlayar
ke samudra yang belum pernah dikenalnya.
Dan setelah selesai
ia berkata kasmaran:
“Semula kusangka hanya impian
bahwa hal ini bisa kualami.
Semula tak berani kuharapkan
bahwa lelaki tampan seperti kau
bakal lewat dalam hidupku.”
Dengan penuh penghargaan lelaki itu memandang kepadanya.
Lalu tersenyum dengan hormat dan sabar.
“Siapakah namamu?” Maria Zaitun bertanya.
“Mempelai,” jawabnya.
“Lihatlah. Engkau melucu.”
Dan sambil berkata begitu
Maria Zaitun menciumi seluruh tubuh lelaki itu.
Tiba-tiba ia terhenti.
Ia jumpai bekas-bekas luka di tubuh pahlawannya.
Di lambung kiri.
Di dua tapak tangan.
Di dua tapak kaki.
Maria Zaitun pelan berkata:
“Aku tahu siapa kamu.”
Lalu menebak lelaki itu dengan pandang matanya.
Lelaki itu menganggukkan kepala: “Betul. Ya.”


(Malaekat penjaga firdaus
wajahnya jahat dan dengki
dengan pedang yang menyala
tak bisa apa-apa.
Dengan kaku ia beku.
Tak berani lagi menuding padaku.
Aku tak takut lagi.
Sepi dan duka telah sirna.
Sambil menari kumasuki taman firdaus
dan kumakan apel sepuasku.
Maria Zaitun namaku.
Pelacur dan pengantin adalah saya.)



                                             

Senin, 01 April 2013

Nada Dari Air

       Disertai angin yang kencang tapi kali ini tidak ada cahaya dan terjebak dikamar seperti biasa, bau permukaan yang terangkat ke penciuman karena air yang turun memaksanya naik tidak hanya berdiam.
       Malam ini begitu deras hujan, timbul pertanyaan... kenapa saat hujan suasana bisa begitu sangat tenang, lamunan pun menjadi ? menikmati suara air yang mengguyur atap. saat hujan rasa bersyukur terhadap tempat tinggal kenapa tiba begitu besar, nikmatnya di bawah tempat teduh yang nyaman dan aman dari air, angin, serta dingin. Membuat merasa sangat protected dari segala apapun sambil mengingat pintu kamar yang sudah terkunci karena hujan di malam ini menghentikan semua aktifitas orang-orang diluar dan ditambah lagi sibuk pada tempat berteduhnya untuk usaha penerangan, tapi aku tidak berusaha menerangi sekitar kamar karena hujan membuatku malas dan larut, telanjang dalam gelap.
       Air semakin menambah pasukannya untuk menjatuhi permukaan dimana kita, suara yang dihasilkan pun menyeretku hingga sober, mereka menghasilkan nada yang merdu mengalahkan nada music yang biasa ku putar pra tidur, kali ini ingin mendengarkannya sampai habis dan tidak ingin melewatinya dengan tidur-tidur nyenyaku seperti yang lalu. Air dari hujan itu ternyata benar-benar menjadi pengiring yang nyaman padahal suaranya tidak teratur tapi saat merasakan dan mendengarkan dengan seksama mereka mempunyai ritme yang sangat pas, menjadi suara yang indah di telinga sampai-sampai yang bernada tidak terdengar seperti nada, seperti suara alam lainnya dan menyimpulkan dari tidurku disaat hujan-hujan sebelumnya menjadi lebih nyaman karena nada oleh air-air ini, entah yang menghujani tanah atau  apapun.
       Sebab hujan menjadi inspirasi dari sebagian besar orang diluar dari seperti lautan pantai,  gunung, langit, pelangi, hutan, atau keindahan alam lainnya, hujan mempunyai sedikit perbedaan... tidak semua orang bisa memiliki pandangan keindahan, tetapi dengan hanya mendengar suaranya imajinasi terbuka dan semua bisa merasakan, mendengarkan dimana saat hujan turun.
       Malam ini beruntung sekali karena tidak diguyur hujan disaat perjalanan pulang kerumah, ingat disaat basah bagaimana dinginnya mereka ditambah angin yang menghantam dada, disaat itu buru mencari tempat teduh, kebaikan sebagian mereka mempunyai bangunan yang aku singgahi punya atap berlebih yang menjorok kedepan dan itu sangat berarti walau tidak menghalangi dari dingin  setidaknya aku tertolong.
      
       Semua yang diterima dari indera pendengaran malam merambah kemana-mana, gak sadar ternyata sisa 5 %. (Bunglon)



(musim hujan tengah malam)
Pembuka April 2013

Jumat, 17 Februari 2012

Dasar Pemetaan Goa (Mapping)

 Alat Perlengkapan Pemetaan Goa
  1. Drafting film sejenis kertas kedap air, seperti kertas kalkir tetapi lebih tebal dan kedap air juga bisa dihapus jika menggunakan alat tulis pinsil.
  2. Topofil atau rollmeter, alat untuk mengukur jarak antar stasiun.
  3. Alat tulis (Papan alas, lembar worksheet, lembar description, pensil, penghapus, rautan, mistar, dan busur)
  4. Kompas bidik, alat untuk mengukur sudut deviasi atau azimut. Biasanya kompas Prisma atau Kompas Silva yang digunakan.
  5. Clinometer, alat untuk mengukur kemiringan goa (- turun atau + naik) Suunto PM5/360 adalah Clinometer yang terbaik. 
Catatan : untuk kompas bidik dianjurkan memakai kompas Silva yang sekaligus terdapat Klinometernya. Seperti “Silva Compass Expedition 15 TDCL” yang telah dilengkapi dengan Klino dan cermin untuk memudahkan membaca klino ketika membidik objek atau targetman.
Roll meter yang dipakai berbahan fleksibel (jangan memakai yg berpita seng). Bahan kedap air.

Prosedur Pemetaan
     Prosedur pemetaan yang dimaksud disini adalah teknis pengambilan data untuk menghasilkan sebuah peta goa, data-data tersebut akan dicatat di sebuah catatan lapangan untuk kemudian diterjemahkan. Secara garis besar, pengambilan data dilakukan dengan membuat bentukan kasar gua yang dieksplorasi, dengan cara mengambil beberapa titik untuk dijadikan sebagai stasiun. Di stasiun-stasiun tersebutlah data-data direkam, diantaranya arah lorong, ketinggian lorong, kemiringan antara stasiun, tinggi langit-langit goa, lebar lorong dan keterangan lainnya.
Pemetaan dapat dilakukan oleh minimal dua orang, dimana satu orang menjadi leader yang memegang ujung alat ukur dan menentukan posisi stasiun, sementara orang kedua menjadi pencatat data yang memasukkan data ke dalam field note. tapi jika menginginkan data akurat dan eksplorasi yang mudah tim yang sangat ideal terdiri dari 5 orang yaitu ledaer, surveyor 1 (penembak kompas, sekaligus membacakan data azimut dan clino serta mengukur jarak, kanan-kiri, dan atas-bawah), surveyor 2 (pencatat data), surveyor 3 (penggambar sketsa goa), Fotographer.
Leader, adalah orang yang berhak menentukan posisi stasiun. Satu titik dapat dijadikan stasiun karena beberapa sebab yaitu;
  • Lorong yang dieksplorasi berubah arah
  • Leader sudah tidak dapat terlihat oleh orang kedua
  • Terdapat kemiringan yang ekstrim
  • Terdapat perubahan bentukan lorong yang ekstrim
  • Terdapat ornamen yang unik
  • Jarak dengan stasiun terakhir sudah menjadi jarak maksimal untuk membuat peta dengan grade tertentu.
catatan : dianjurkan maximal jarak antara stasiun 30 meter agar didapatkan data yang memang harus akurat seperti azimut dan clino, serta dibutuhkan anggota sebagai leader dan surveyor 1 yang handal karena sangat mempengaruhi tim dan data lapangan walaupun semua punya peran masing2 yang berbeda, karena syarat menjadi leader pun ada seperti kepekaan terhadap ancaman bahaya dan kelemahan timnya serta insting terhadap lorong yang mereka eksplor, maka dari itu carilah dan pertimbangkan anggota yang berpengalaman sebagai seorang leader.

Satu hal yang mutlak diperhatikan adalah bahwa posisi leader harus masih terlihat oleh surveyor.
Contoh catatan lapangan
Keterangan :
STS; Adalah nama stasiun, dapat dinamakan sesuai kehendak, misalnya A-B,B-C, atau 1-2,2-3, dll.
Jarak; adalah jarak antara stasiun yang satu dengan yang lainnya
Azim.; adalah sudut yang ditunjukkan oleh kompas antara satu stasiun dengan stasiun didepannya
Clino; adalah derajat kemiringan antar stasiun, biasanya + apa bila stasiun didepannya lebih tinggi, dan – bila stasiun didepannya lebih rendah.
Kanan dan Kiri; adalah jarak dari poros orang ke dinding gua kanan dan kiri.
Atas dan Bawah; adalah Tinggi dan kedalaman gua.
Keterangan; diisi dengan hal-hal khusus yang ditemui, seperti ornamen yang unik, keterangan mengenai bentukan lorong, dll
Selain itu dalam pemetaan, surveyor juga membuat sketsa lorong dan irisan stasiun yang akan memudahkan pembuatan peta gua.


Job Dalam Pemetaan
  • Pembaca alat         : membaca besar sudut kompas dan klinometer (penembak)    
  • Pencatat data        : mencatat besar sudut yang diukur oleh pembaca alat 
  •  Penggambar sket   : menggambar sketsa gua tampak depan (mulut goa, station, pitch, ornamen).      
  • Obyek tembak      : orang yang dikenai sasaran untuk mendapatkan sudut kompas dan clino 
  •  Pengukur jarak      : mengukur ‘long tape’, dan ‘kikabatas’ goa dengan roll meter
  • Pemimpin regu      : orang yang memimpin jalannya mapping, penentu titik station, pengambil keputusan, dll.

Catatan:
Pembaca alat dan pencatat data harus dekat atau bersebelahan, agar tidak terjadi miss comunication.
Pengukur jarak tidak mutlak ada, bisa dilakukan oleh anggota yang lain.
Jarak                                         : jarak antara pembaca alat (penembak) dengan targetman
Kanan, kiri, atas, bawak            : jarak (kiri, kanan, bawah, atas) targetman dengan dinding goa

biasa yang di jadikan target penembakan oleh surveyor untuk pengukuran sudut deviasi(azimut) dan sudut kemiringan(clino) adalah headlamp targetman(leader) serta di cantumkan keterangan jarak headlamp dengan tanah atau permukaan goa saat targetman(leader) berdiri, jongkok, tiarap sebagai keterangan lain.
semua pembagian job dalam pemetaan sebenarnya sudah ada dan dikerjakan oleh leder serta para surveyornya, melainkan untuk memperjelas job dalam tim.

Cara Kerja
  1. Stasiun A biasanya pada mulut atau pintu masuk gua. Di sini berdiri surveyor 1 yang membawa kompas, clinometer dan surveyor 2 yang membawa catatan lapangan.
  2. Leader membawa topofil atau rollmeter (ujung benang atau pita meter dibawa oleh leader dan surveyor 1 yang memegang rolllmeternya) hingga tempat yang dianggap sebagai stasiun B
  3. Surveyor 2 mencatat hasil pengukuran panjang, azimuth, clino yang diukur dan dibaca oleh Surveyor 1. juga mencatat lebar kiri dan kanan lorong pada stasiun A pada lembar catatan lapangan / lembar worksheet.
  4. Surveyor 3 membuat sketsa denah lorong gua antara stasiun A dan stasiun B. Pekerjaan ini dapat dibantu dengan adanya benang atau pita meter yang memanjang antara stasiun A dan stasiun B. Pintu masuk juga dibuat denah dan irisannya.
  5. Rekam dan catat juga atau ploting pada sketsa jika dijumpai hal-hal yang istimewa atau khusus, seperti adanya stalagmit yang besar atau adanya aliran air, flowstone, dsb.(tugas fotographer)
  6. Selanjutnya para surveyor menuju stasiun B dan leader menuju stasiun C yang ia tentukan dan kembali melakukan pengukuran, pemetaan dan pembuatan sketsa denah.
  7. Jangan lupa membuat gambar potongan / irisan dari lorong-lorong tertentu atau khusus.  

    Menyalin data lapangan menjadi peta goa
         Langkah pertama yang harus dilakukan di tahap ini adalah menyalin kembali data lapangan sesegera mungkin, karena catatan lapangan kita pasti akan kotor, dan kemungkinan tidak jelas terbaca. Kemudian kita membuat peta goa kasar di kertas milimeter block. Data Azimuth, Kanan, kiri dan jarak akan berguna dalam membuat Penampang atas atau denah, sementara data kemiringan, atas dan bawah akan berguna untuk membuat irisan atau penampang samping. peta goa kasar dapat juga dibuat langsung di dalam goa saat melakukan pengukuran jika keadaan memungkinkan misalnya air goa yang terlalu dalam membuat kita susah beraktivitas dalam goa apalagi menggambar, itu akan lebih akurat dibanding menyalin data lapangan menjadi gambar peta gua kasar karena hanya mengandalkan ingatan terhadap bentuk lorong goa walaupun sudah ada data lapangan yang jelas beserta sketsanya. Setelah itu, kita dapat menyalin draft peta yang telah kita buat ke kertas kalkir, dan kemudian ditambahkan kelengkapan-kelengkapannya.

     
       

    Pendidikan Ilmu Dasar Cinta Alam (PIDCA) 2 A.XIII Mapala MAHAMERU
    Lokasi : Goa Loyang, Desa Kasungai Kabupaten Paser - KALTIM                                             
    16 - 20 Januari 2012



    dirilis dari tulisan yang sudah ada sebelumnya.

    Rabu, 25 Januari 2012

    Pria lusuh bergitar diatas ruang ber-roda

             jari yang gemetar kau paksa untuk tetap memetik...

    mata yang kau beranikan untuk tetap menatap para penyaksimu dengan tersenyum...

            suaramu yang menantang suara deru mesin dengan begitu lantang....

    tubuhmu yang kau kokohkan berdiri walaupun terguncang karena seseorang dikursi depan yang berkewajiban....

            kau mengupayakan segalanya agar semua mendapatkan sebuah alunan yang berarti...
       
    kau mengeluarkan sebuah wadah untuk belas jasa yang kau berikan dan menemani mereka dalam perjalanan yang tiada keseimbangan harga diri didalamnya bagimu....

           keikhlasannmu di sepanjang perjalanan dan hari yang kau lalui...
           
          semua itu berjalan, terjadi, dan kau lakukan....mengingatkanmu kepada seorang wanita dan si kecil kesayanganmu yang menunggumu untuk kembali dan kau bisa memberikan mereka hadiah dari tuhan yang sangat besar dan berarti pada hari ini....

           semoga esok hari hadiah itu bisa kau berikan dan kau bawa pulang kembali di bawa atap rumahmu....

                                                                                                                                        Bunglon
                                                                                                                                                                             Balikpapan - Samarinda
        
       

    Senin, 23 Januari 2012

    Meraba Penglihatan Pesona Indahnya Goa

         Ternyata terdapat banyak sekali keindahan dan citra dari sebuah lubang yang tidak semua orang tahu dan memasukinya, lubang gelap dengan aroma khas yang bisa membuat kita merasakan sedang melakukan hal yang tidak biasa...dalam kegelapan abadi dengan lebar dan tinggi ruang yang terbatas serta berdampingan dengan satwa2 goa yang sangat dekat sekali, memacu mental keberanian seorang manusia untuk menelusuri suatu lubang gelap yang tersembunyi di bawah tanah ini atau atas tebing tinggi dan menghargai ciptaan tuhan YME. Terlintas pikiran di tempat sunyi, gelap, dan tenang ini terdapat keliaran yang sebenarnya, memang bukan tempat manusia pada umumnya berada secara logika dengan masa modern dan perkembangan zaman sekarang ini, berbeda pada zaman dahulu kala yang digunakan sebagai tempat berlindung serta tempat tinggal oleh kaum primitif, sesuai hakikatnya goa adalah suatu ruang bawah tanah yang bisa di masuki oleh manusia.
         Banyak pemandangan yang tidak ditemukan diluar sana, seperti ornamen2 goa yang terbentuknya dengan proses pelapukan, pengendapan, dsb dalam ratusan bahkan ribuan tahun lalu, bukan angka tahun yang kecil dan sebantar. jadi terdapat kebanggaan, kepuasan hati, dan 1 pertanyaan "apakah orang2 terdekat dan keturunanku nanti masih bisakah menyaksikan apa yang sekarang aku lihat dalam ruang ini ? " karena tidak semua orang mempunyai pikiran untuk melestarikan ciptaan tuhan yang satu ini, jangankan melestarikan....memasuki dan melihat goa dengan metodenya masing2 saja tidak semua pernah melakukan maupun berencana, bahkan masih ada oknum2 yang mengambil keuntungan demi kepentingan pribadi dari adanya sebuah goa.
         Sebenarnya memasuki goa sudah menganggu dan merusak ekosistem yang ada di dalamnya, tetapi apakah mampu bagi seseorang yang mencintai apa yang mereka geluti tetapi tidak dapat meraba, menyentuh atau kontak langsung dan tidak pernah melihatnya secara nyata ?
          Caving pun mempunyai banyak arti dan tujuan selain dari eksplor goa itu sendiri yaitu penelitian ilmiah seperti penelitian biologi, geologi, hidrologi, dsb. tetapi di samping itu seharusnya wajib bagi seorang caver mempetakan goa yang dia masuki atau dia eksplor walaupun tidak melakukan penelitian apapun, karena peta goa dapat berguna sebagai informasi yang detail daripada kita bercerita seperti halnya kita mendokumentasikan dan merekam perjalanan kita di goa tersebut. peta goa juga dapat membantu para peneliti yang ingin meriset keadaan, sejarah, kandungan dan ornamen apa saja yang menghiasi goa tersebut, serta dapat berguna bagi caver lain yang ingin mengeksplor goa tersebut karena di peta goa tersebut kita dapat mencantumkan data2 yang informatif dan komunikatif dalam arti mudah dipahami dan dimengerti oleh pembaca peta seperti letak, ornamen, denah lorong, kedalaman, tinggi, lebar dan waktu yang dibutuhkan untuk menelusuri goa tersebut.(Bunglon)


     flow stone
    flow stone : kalsit yang terdeposisi (diendapkan) pada lorong goa 


    stalagtit

    stalagtit dan stalagmit yang hampir membentuk pilar

    stalagtit : formasi kalsit yang menggantung berbentuk corong. stalagmit : formasi yang menjulang ke atas di bawah stalagtit, pilar : pertemuan antara stalagtit dan stalagmit


    satwa goa yang sering dijumpaii, satwa goa dikenal sebagai hewan yang tidak aktif karena mereka buta atau indra penglihatan yang tidak baik, tetapi indra penciuman dan pendengaran mereka lebih tajam dibanding hewan pada umumnya dan bisa mereka dua kali lebih mematikan tergantung jenis hewan yang berbisa.

     
     
    santai man.....camp di mulut goa 


    Goa Sanggulan, Desa Sanggulan-Kutai Kartanegara (KALTIM)
    31 Januari 2011